Foto: Quartz
Jack Ma, Founder & Exsecutive Chairman Alibaba Group
|
JACK Ma, pengusaha sukses asal China ini telah banyak memberikan testimoni tentang kesuksesan bisnisnya, perusahaan e-commerce Alibaba yang dirintisnya dari nol hingga mampu mendunia.
Jack Ma juga mengakui, membangun sebuah perusahaan dari nol, kemudian berkembang, dan berusaha mempertahankannya di tengah persaingan bisnis yang kian keta, itu tidak mudah. Sebagai Founder & Exsecutive Chairman Alibaba Group, Jack Ma telah kenyang pengalaman jatuh bangun dari pengalamannya mendirikan dan mengembangkan Alibaba menjadi salah satu raksasa e-commerce dunia.
Dia memegang filosofi, selalu mempersiapkan diri menghadapi segala perubahan. Filosofi mengantarkan Alibaba menangkis persaingan di negara asalnya, China, yang sempat didominasi oleh eBay.
“Ketika kita melihat sesuatu datang, kita harus siap menyambutnya. Saya percaya (bahwa) Anda harus memperbaiki atap rumah, bahkan ketika cuaca masih (cerah),” ujar Ma seperti pernah dia ungkapkan kepada CNBC.
Saat itu, eBay menjadi salah satu pendatang awal di pasar ketika bisnis e-commerce di China. i. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini masih berusia dini menjalankan platform online consumer-to-consumer (C2C) yang disebut EachNet. Platform ini membebankan biaya kepada para penggunanya untuk setiap transaksi.
Adapun Alibaba, pada saat itu masih fokus membantu perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di China untuk berbisnis secara online. “Ma telah menyadari bahwa eBay, cepat atau lambat, seiring dengan pertumbuhannya di China, akan mulai mengejar pelanggan Alibaba,” kata Porter Erisman, mantan wakil presiden Alibaba kepada CNBC.
Demi mengatasi ancaman potensial dari eBay, Ma menghimpun sekelompok kecil karyawan Alibaba dan menugaskan mereka untuk mengerjakan proyek rahasia, sebuah online marketplace yang dapat bersaing langsung dengan apa yang ditawarkan eBay.
Begitulah cara Alibaba membangun Taobao yang saat ini telah berkembang pesat menangani banyak transaksi setiap hari.
“Taobao membebaskan segala transaksi secara gratis selama tiga tahun pertama dan memberi tekanan pada model pembayaran per transaksi yang dilancarkan eBay. Reaksi EBay adalah ‘menerbitkan siaran pers dan mengatakan bahwa itu bukanlah sebuah model bisnis',” tutur Erisman.
Namun, seiring dengan terus mengalirnya pembeli dan penjual ke Taobao, Alibaba melihat prospek besar menghasilkan uang dari cara tersebut.
Hampir dua dekade sejak Jack Ma mendirikan Alibaba dari apartemennya di Hangzhou, perusahaan ini telah menjadi andalan di dunia teknologi dengan kepemilikan kapitalisasi pasar mencapai sekitar US$473 miliar.
Seperti halnya banyak pemula, Jack Ma juga pernah menghadapi serangkaian penolakan di awal karier bisnisnya. Tapi menurut dia, pengalaman itu membantu menempanya sebagai seorang pengusaha. “Sebagai pengusaha, salah satu kualitas yang saya miliki adalah ketika ditolak oleh orang-orang, saya menjadi terbiasa dengan mereka,” kata Ma.
Pada akhirnya, peralihan dari bisnis yang baru lahir menjadi salah satu perusahaan China dengan nilai paling berharga bukanlah tanpa melalui pasang surut. Bahkan, Alibaba pada awalnya harus berjuang untuk meningkatkan pendanaan modal ventura.
Ditolak 30 Pemodal
Seorang investor baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia telah menolak investasi awal ke Alibaba karena merasa tidak yakin dengan model business-to-business (B2B) mereka.
Sebelumnya, Jack Ma pernah mengatakan bahwa di masa-masa awalnya Alibaba telah ditolak oleh sekitar 30 pemodal ventura. Beruntung, perusahaan ini kemudian menemukan investor utama, yakni CEO SoftBank, Masayoshi Son.
Di tengah perjuangannya berbisnis di dunia online, datanglah periode kejatuhan industri dotcom. Jack Ma pun terpaksa memberhentikan sejumlah karyawannya di seluruh dunia. “Alibaba bergeser dari tahap perluasan yang optimistis ke fase penurunan yang agak menyedihkan,” kata Erisman.
“Itulah satu-satunya saat di mana saya melihatnya meragukan dirinya sendiri, saat dia harus memberhentikan orang-orang. Saya sejenak berpikir bahwa dia bahkan bertanya-tanya apakah perusahaan itu akan bertahan,” kenang Erisman.
Itulah saat dimana Ma memahami bahwa menjadi CEO sangat berbeda dari menjadi seorang guru bahasa Inggris. “Menjadi CEO berarti membuat keputusan sulit dan terkadang melakukan pengurangan agar perusahaan bisa bertahan,” lanjut Erisman.
Foto: MarketWatch
Amazon versus Alibaba
|
Jack Ma sudah memikirkan apa yang akan terjadi bagi masa depan Alibaba saat teknologi dan cara baru melakukan bisnis ditemukan.
“30 tahun ke depan, teknologi yang ada akan menantang banyak kesempatan kerja. Orang-orang sudah merasa tidak bahagia dengan banyaknya penggunaan mesin, kecerdasan buatan membunuh banyak pekerjaan,” kata Jack Ma.
Di sisi lain, menurut dia, teknologi baru juga akan membawa perbaikan dalam kehidupan masyarakat. Untuk mempersiapkan perubahan yang tak terelakkan, ketika teknologi seperti kecerdasan buatan dan mesin menjadi andalan, awal pekan ini Alibaba menyatakan akan menginvestasikan lebih dari 15 miliar dolar AS selama tiga tahun ke depan untuk penelitian dan pengembangan teknologi.
“Apa yang Alibaba ingin lakukan dalam 10-20 tahun ke depan adalah memungkinkan inovasi bisnis tradisional,” ungkap Jack Ma.
Dan, dunia e-commerce terus bertumbuh, persaingan semakin tak terkendali. Amazon (Amazon.com), perusahaan perdagangan elektronik multinasional yang berkantor pusat di Seattle, Washington, AS, adalah pengecer online terbesar di dunia saat ini. Di pasar, Alibaba terus bertempur dengan Amazon dan para pesaing lainnya. Ya, inilah bisnis! (sb-18)
Diadaptasi dari: Entrepreneur.bisnis.com
0 komentar: